Sejarah
Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik UMS berdiri pada tahun 1993. Setelah melalui perjalanan panjang, Arsitektur Islam menjadi bidang kajian yang diunggulkan di Prodi Arsitektur UMS. Beberapa kegiatan besar yang secara khusus membahas Arsitektur Islam juga telah dilakukan, di antaranya Seminar Arsitektur Islam dan Tropis pada tahun 2002 dan Seminar Nasional arsitektur Islam #1 pada tahun 2004. Kegiatan tersebut menjadi pencetus berdirinya Pusat Studi Arsitektur Islam.
Penajaman visi misi Prodi Arsitektur pada tahun 2012 mencanangkan slogan ‘Pusat Unggulan Pengembangan Arsitektur Islam’ sebagai upaya meningkatkan pemahaman terhadap visi, misi dan tujuan pengembangan institusi dan pendidikan arsitektur di UMS. Upaya ini mendapatkan apresiasi positif dari masyarakat dan juga stakeholders lainnya, antara lain dengan diperolehnya Akreditasi A BAN PT pada tahun 2016 lalu.
Filosofi Pendidikan
Di dalam kegiatan belajar mengajar, Universitas Muhammadiyah Surakarta terinspirasi oleh paradigma pendidikan profetik oleh Kuntowijoyo (2005). Paradigma filosofi yang dikutip dari Quran surah Ali Imran (3: 110) yang artinya: ‘Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.’. dari ayat tersebut dikutip tiga pilar paradigma pendidikan profetik antara lain: humanisasi, liberasi, dan transendensi. Humanisasi merupakan implementasi dari ‘menegakkan atau menjunjung tinggi kebajikan”. Liberasi memiliki arti meberi inovasi dan memberikan kebebasan (pembebasan). Transendensi berarti “ketuhanan atau menjadikan Allah sebagai otoritas’’. Dengan pemikiran seperti ini, pendidikan di Universitas Muhammadiyah Surakarta, termasuk segala bentuk unsur unsurnya, menempatkan dimensi spiritual sebagai pondasi dan akar dari setiap tindakan oleh civitas akademik UMS yang memiliki otoritas untuk menuhankan Allah.
UMS mengikuti tiga pilar pendidikan profetik: humanisasi, liberasi, dan transendensi. Humanisasi memiliki arti ‘menegakkan atau menunjung tinggi kebajikan”. Prodi Arsitektur mengartikan hal ini menjadi, contohnya, memahami konteks lokal di dalam konteks global dan nilai sosial-kultural sejalan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Liberasi memiliki arti membuat inovasi dan memberikan kebebasan (pembebasan). Dalam konteks ini, Prodi Arsitektur menargetkan untuk memfasilitasi mahasiswa untuk menguasai kemampuannya sebagai Engineer, terutama di bidang Arsitektur. Transendensi berarti “ketuhanan atau menjadikan Allah sebagai otoritas’’. dengan pemikiran seperti ini, pendidikan di UMS menempatkan dimensi spiritual sebagai pondasi dan akar dari setiap tindakan haruslah dengan niat mencari ridho Allah.
Unsur dari filosofi pendidikan (humanisasi, liberasi, dan transendensi) di letakan sebagai dasar pengembangan pendidikan yang direfleksikan pada visi dan misi (di tingkat universitas dan fakultas) dan juga kurikulum pendidikan (di tingkat program studi). Pendekatan pembelajaran di program studi Arsitektur mengarah kepada pengembangan di tingkat universitas, fakultas, dan program studi.