Inspiratif! Lulusan Arsitektur UMS Sumbangkan Prestasi Nasional Hingga Internasional

Lulus dengan predikat Cumlaude saja tak cukup, alumni Program studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Hadista Dwi Bonita S.Ars, menyumbangkan produk tugas akhir kuliah hingga mendapat prestasi dari tingkat nasional hingga internasional.

Hadista Dwi Bonita memaparkan tugas akhir yang dibuat sebagai syarat lulus menjadi sarjana Arsitektur adalah ‘Crime Prevention Through Environmental Design (CPTED) for School Design in Yogyakarta’.

“Tujuan dari tugas akhir ini adalah merancang sebuah sekolah yang dapat mencegah kejahatan, khususnya bullying, yang sering terjadi di lingkungan sekolah. Saya menciptakan solusi perancangan arsitektur dengan menggunakan pendekatan CPTED, yang mengintegrasikan desain lingkungan untuk mencegah kejahatan sejak awal. Beberapa indikator yang saya terapkan dalam desain bangunan sekolah saya meliputi natural surveillance, natural access control, territorial reinforcement, dan maintenance & management,” papar Hadista Minggu, (14/4).

Setelah lulus, tugas akhir produk Hadista ini dilombakan dalam 3 ajang sayembara yang berbeda. Pertama, pada tingkat regional DIY-Jateng yang diselenggarakan oleh IAI Jawa Tengah pada awal tahun 2023, dengan judul Sayembara Karya ‘Studio Tugas Akhir’ Mahasiswa Arsitektur Jawa Tengah. Tugas akhir ini masuk dalam 5 besar tugas akhir terbaik se-Jateng dan DIY, dengan penjurian dilakukan di Atrium Mall Solo Paragon, Surakarta.

“Pada pertengahan tahun 2023, dosen pembimbing saya Pak Wisnu Setiawan, Ph,D., merekomendasikan untuk kembali mengikuti sayembara,” tambahnya.

Sayembara kedua, lanjutnya pada pertengahan tahun 2023, lulusan Arsitektur UMS itu mengirimkan karya ke Student Design Competition ARCASIA 2023 dengan tema “Designing a Future Ready Community Responding to the Most Challenging Social Condition”. Karya ini kembali masuk dalam Sepuluh Besar Thesis of The Year Indonesia dan menjadi Indonesia Representative dalam sayembara tingkat Asia.

“Kemudian, pada Januari 2024, karya saya di-submit kembali sebagai salah satu delegasi yang lolos ke acara pameran arsitektur AFAIR Universitas Indonesia. Saya mempresentasikan karya saya di Museum Kebangkitan Nasional Jakarta, dan mendapatkan predikat sebagai ‘The Best Presentation’ dengan tema Humanitarian and Inclusive Design,” papar Hadista.

Menurutnya, pengalaman ini adalah hal yang baru, karena dirinya sadar bahwa ternyata setelah lulus masih bisa menyumbangkan prestasi untuk prodi Arsitektur maupun kampus UMS.

“Saya kira ketika sudah lulus itu berarti sudah selesai aktivitas mencari lomba-lomba. Ternyata tidak, ini merupakan pengalaman yang unik. Kita bisa tetap mengikuti kejuaraan atau sayembara skala untuk tugas akhir,” papar Alumni Arsitektur UMS angkatan 2018 itu.

Bermula dari keresahan melihat berbagai kejadian tidak menyenangkan di lingkungan sekolah yang berdampak buruk bagi siswa, Hadista kemudian mencoba merancang bangunan yang dapat mencegah maupun meminimalisir kejadian tersebut.

“Arsitek punya andil untuk dapat menciptakan ruang aman dan nyaman bagi siswa di sekolah, sehingga dengan arahan dari dosen pembimbing, akhirnya produk yang dihasilkan bisa maksimal dan dapat menorehkan prestasi juga,” tegasnya.

Hadista berharap, bagi mahasiswa yang masih bergelut pada tugas akhir, harus menyelesaikan dengan baik.

“Kita harus menyelesaikan apa yang kita mulai. Ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kita. Apapun judulnya baik, dan pada akhirnya ketika punya niat yang baik, jalan yang baik pasti akan dibimbing. Harapannya juga produk kita dapat berdampak untuk lingkungan maupun sosial,” pungkasnya.