Kawasan Karangkitri: Sinergi Akademisi dan Masyarakat Menuju Kemandirian Desa

Program Studi Arsitektur Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), bekerja sama dengan Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia (UII) dan Program Studi Geografi UMS, mengembangkan program inovatif untuk mendukung pengembangan Kawasan Karangkitri di Kalurahan Panggungharjo, Bantul. Berjudul “Pengembangan Kawasan Karangkitri sebagai Generator Desa Wisata Berkelanjutan di Desa Panggungharjo, Sewon, Bantul,” kolaborasi ini berhasil mendapatkan pendanaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat dalam ruang lingkup Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat pada tahun anggaran 2024. Melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ini, dosen dan mahasiswa UMS bekerja sama dengan pemerintah dan warga desa untuk mewujudkan Desa Mandiri Budaya yang berkelanjutan. Program yang dimotori oleh dosen Arsitektur UMS, Dr. Wisnu Setiawan, ini bukan hanya sekadar kolaborasi akademisi dan praktisi di lapangan, melainkan sebuah upaya pemberdayaan yang aktif melibatkan masyarakat dalam setiap tahapan kegiatan. Dukungan penuh dari pemerintah desa serta antusiasme tinggi dari warga menjadi landasan penting yang memastikan kolaborasi ini berjalan efektif dan berdampak nyata bagi masyarakat desa.

Gambar 1. Koordinasi antara pihak akademisi, pemerintah desa, dan masyarakat untuk mendukung pengembangan Desa Mandiri Budaya di Kalurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul.

Beberapa permasalahan yang ada di Kalurahan Panggungharjo menjadi perhatian utama dari kegiatan ini, antara lain mulai dari pengelolaan sampah yang belum optimal hingga pemanfaatan potensi wisata yang belum terintegrasi. Sebagai contoh, sampah organik masih menjadi tantangan besar karena kapasitas pengolahan yang terbatas. Potensi desa sebagai destinasi wisata juga belum sepenuhnya dimanfaatkan dengan baik. Selain itu, keterampilan dan kapasitas manajemen, khususnya bagi pelaku UMKM, masih memerlukan pengembangan. Masalah-masalah ini menjadi tantangan bagi desa dalam mencapai kemandirian ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan, sekaligus menjadi peluang bagi pengembangan potensi budaya dan wisata yang dimiliki.

Gambar 2. Pengembangan teknologi tepat guna untuk peningkatan nilai ekonomis sampah organik

Melalui program ini, sejumlah kegiatan dilaksanakan untuk menjawab berbagai tantangan tersebut. Antara lain, teknologi sederhana akan dikembangkan untuk mendukung pengelolaan sampah organic. Warga akan mendapatkan pelatihan dalam mengolah sampah organik menjadi kompos blok yang bernilai jual lebih tinggi. Pengembangan rute wisata dan festival desa tematik juga akan dilakukan untuk meningkatkan daya tarik Panggungharjo sebagai desa wisata berkelanjutan. Semua kegiatan ini dirancang agar masyarakat desa dapat mengelola potensi lokal secara mandiri dan berkelanjutan, dengan dampak langsung pada kesejahteraan dan kualitas lingkungan desa. Program ini menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi antara universitas, pemerintah, dan masyarakat bisa menciptakan perubahan positif bagi desa.