Penulis: Muhammad Marsa
Sabtu, 10 Juni 2017 lalu, telah terlaksana acara Workshop Maket di ruang J.2.9 Arsitektur UMS. Bertepatan di bulan Ramadhan, acara ini digelar dengan konsep workshop yang disambung buka puasa bersama di akhir acara bagi peserta dan panitia. Workshop Maket ini merupakan kelanjutan dari kerjasama antara Keluarga Mahasiswa Teknik Arsitektur Universitas Muhammadiyah Surakarta (KMTA UMS) dengan Himpunan Mahasiswa Arsitektur Vastu Vidya Universitas Sebelas Maret (HMAVV UNS) yang berbentuk kolaborasi program kerja ini.
Ide kegiatan Workshop ini dilatarbelakangi oleh: pertama, kesadaran kedua pihak yang bekerja sama tersebut akan kurangnya pengajaran dalam hal maket di kelas perkuliahan; kedua, keinginan dalam experience improvement dari segi material maket; dan ketiga, menjalin lagi ikatan kolaboratif antar dua himpunan mahasiswa arsitektur dari universitas yang kebetulan berada di satu kota dalam bentuk kegiatan edukatif-interaktif yang bermanfaat bagi kedua pihak.
Peserta yang terdiri dari 20 mahasiswa arsitektur UMS dan 20 mahasiswa arsitektur UNS tersebut dibagi menjadi 10 kelompok, dan setiap kelompok mendapat 1 fasilitator. Acara yang dimulai dari pukul 13.00 ini dibagi dalam 3 sesi, yaitu teori, praktek, dan buka bersama sebagai penutup. Pemateri sendiri hanya mengalokasikan 1 jam untuk teori, sehingga porsi waktu terbesarnya adalah untuk praktek.
Kayu balsa rupanya adalah material maket yang masih kurang familiar di kalangan mahasiswa arsitektur UMS maupun UNS. Sehingga dipilihlah kayu balsa sebagai material yang kemudian dieksplorasi dalam workshop kali ini. Dosen Arsitektur UMS, Bapak Wisnu Setiawan, S.T., M.Arch., Ph.D. diundang sebagai pemateri utama workshop, ditambah 10 mahasiswa dari mata kuliah Trimatra yang beliau ampu dihadirkan pula sebagai fasilitator yang membantu jalannya sesi praktek dalam workshop.
Praktek berjalan dengan menyenangkan karena setiap kelompok yang terdiri dari campuran mahasiswa UMS dan UNS tersebut antusias bekerjasama dalam menyelesaikan maket dengan desainnya masing-masing, selain berkenalan sebagai kawan baru satu sama lain. Desain yang dijadikan maket sendiri adalah bentuk-bentuk bangunan kecil (rumah tinggal sederhana) yang disediakan panitia berupa print gambar arsitektural dan model 3D Sketchup.
Pesan utama yang didapat dari materi yang dipaparkan adalah bahwa maket adalah bahasa seorang arsitek dan atau mahasiswa arsitektur dalam menjelaskan desainnya agar lebih tersampaikan. Tidak selalu maket yang realis dapat berfungsi sebagai bahasa tersebut, malah justru maket dengan penyajian yang simpel namun konseptual lah yang akhirnya lebih mampu membahasakan arsitektur. Kayu balsa ini lah salah satu medianya. Karena jika diamati, kayu balsa secara material itu sendiri telah membawa estetika pada visualnya. Maka dalam workshop kali ini pun yang ditekankan adalah bagaimana peserta dapat mengeksploarsi material kayu balsa berdasar desain yang disediakan, dalam rangka membahasakan arsitektur dengan cara yang sederhana dan konseptual.
Mendekati waktu adzan maghrib, seluruh kelompok telah selesai dengan maketnya. Seluruh peserta dan panitia pun berbuka bersama dalam suasana keakraban. Sebelum mengumpulkan maket dan meninggalkan tempat acara tidak lupa peserta berfoto dengan maket hasil kelompoknya.